METODE OBSERVASI
Observasi adalah
suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap
suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara
sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Banyaknya periode observasi
yang perlu dilakukan dan panjangnya waktu pada setiap periode observasi
tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Apabila observasi itu
akan dilakukan pada sejumlah orang, dan hasil observasi itu akan
digunakan untuk mengadakan perbandingan antar orang-orang tersebut, maka
hendaknya observasi terhadap masing-masing orang dilakukan dalam situasi
yang relatif sama.
Sebelum observasi itu dilaksnanakan, pengobservasi (observer) hendaknya
telah menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek apayang akan diobservasi dari
tingkah laku seseorang. Aspek-aspek tersebut hendaknya telah dirumuskan secara
operasional, sehingga tingkah laku yang akan dicatat nanti dalam observasi
hanyalah apa-apa yang telah dirumuskan tersebut.
Klasifikasi tentang jenis-jenis observasi
dapat dilihat dari beberapa sudut pandangan antara lain :
a. Berdasarkan situasi yang diobservasi
- Observasi terhadap situasi bebas (free situasion),
observasi yang dilakukan terhadap situasi yang terjadi secara wajar, tanpa
adanya campur tangan dari pengobservasi. Misalnya observasi yang dilakukan
terhadap siswa-siswa yang sedang bermain secara bebas.
- Observasi terhadap situasi yang dimanipulasikan
(manipulated situasion), yaitu situasi yang telah dirancang oleh
pengobservasi dengan menambahkan satu atau lebih variabel. Misalnya
seorang pengobservasi ingin mengetahui sifat kepemimpinan sekelompok
siswa.
- Observasi terhadap situasi yang setengah terkontrol
(partially controlled), jenis observasi ini adalah merupakan kombinasi
dari kedua jenis observasi situasi bebas dan situasi yang dimanipulasikan.
b. Berdasarkan keterlibatan pengobservasi
- Observasi partisipasi, yaitu apabila pengobservasi ikut
terlibat dalam kegiatan subyek yang sedang diobservasi. Misalnya seorang
guru bidang studi yang ingin mengetahui bagaimana antosias siswa-siswanya
terhadap pelajaran yang diberikan.
- Observasi non partisipasi, dalam observasi ini
pengobservasi tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang diobservasi. Misalnya
seorang petugas bimbingan ingin mengetahui bagaimana antosias siswa
terhadap bimbingan karir.
- Observasi quasi partisipasi, dalam jenis ini sebagian
waktu dalam satu periode observasi pengobservasi ikut melibatkan diri
dalam kegiatan yang diobservasi, dan sebagian waktu lainnya ia terlepas
dari kegiatan tersebut. Misalnya kita ingin mengetahui bagaimana aktifitas
siswa dalam melaksanakan suatu tugas kelompok.
c. Berdasarkan pencatatan hasil-hasil
observasi
- Observasi berstruktur, aspek-aspek tingkah laku yang
akan diobservasi telah dimuat dalam suatu daftar yang telah disusun secara
sistematis. Bentuk catatan yang sistematis yaitu : *daftar chek (chek
list), adalah suatu daftar yang memuat catatan tentang sejumlah tingkah
laku yang akan diobservasi. * skala bertingkat (rating scale), adalah
gejala-gejala yang akan diobservasi itu didalam tingkatan-tingkatan yang
telah ditentukan. Kelemahan dari observasi berstruktur ini adalah bahwa
pengobservasi sangat terikat dengan daftar yang telah tersusun sehingga ia
tidak mungkin mengembangkan observasinya dengan aspek-aspek lain yang
kebetulan terjadi selama observasi berlangsung. Untuk mengatasi kelemahan
ini, dapat ditemouh dengan cara kombinasi, yaitu menggunakan suatu daftar
yang terperinci tentang tingkah laku yang diobservasi, yang dilengkapi
dengan blanko untuk mencatat tingkah laku tertentu yang muncul, yang belum
terekam dalam daftar.
- Observasi tak berstruktur, dalam melaksanakan observasi
ini pengobservasi tidak menyediakan daftar terlebih dahulu tentang
aspek-aspek yang akan diobservasi. Dalam hal ini pengobservasi mencatat
semua tingkah laku yang dianggap penting dalam suatu periode
observasi.
Hasil-hasil
observasi ini dicatat dalam bentuk catatan yang bersifat anekdot (anecdotal
record), yaitu suatu catatan (record) tentang tingkah laku siswa dalam suatu
situasi tertentu. Catatan yang bersifat anekdot tersebut harus ditulis apa
adanya, tanpa interpretasi. Setelah terkumpul beberapa catatan dari beberapa
periode observasi, maka buatlah suatu ihtisar tentang catatan-catatan tersebut,
kemudian diadakan interpretasi tentang tingkah laku siswa tersebut. Contoh
catatan yang bersifat anekdot (anecdotal record) tentang seorang siswa sebagai
berikut :
- 12-8-1990 : sebelum bel berbunyi ketika anak-anak
sedang bercakap-cakap dalam kelompok-kelompok kecil, B tinggal seorang
diri.
- 17-8-1990 : B tidak ikut ambil bagian dalam diskusi
yang diadakan oleh teman-temannya tentang apa yang akan dilihat di
moseum.
- 23-8-1990 : B membuat karangan tentang kunjungan ke
moseum, tapi kemudian ia merobek tulisannya dan melemparkannya ke
keranjang sampah. Dan sebagainya. Ada beberapa kelemahan dalam penggunaan
observasi dan anecdotal record, yaitu sebagai berikut:
- Karena adanya tugas-tugas lain sering guru-guru tidak
mempunyai kesempatan untuk menuliskan hasil-hasil observasi yang telah
dilakukan.
- Pencatatan hasil-hasil observasi dan penafsiran
terhadap catatan-catatan observasi tersebut seringkali sangat
subyektif.
3. Keuntungan dan Keterbatasan
Observasi
a. Dengan observasi kita mengamati tingkah
laku siswa dalam tingkah laku siswa dalam kondisi wajar, sehingga tingkah laku
yang kita amati adalah tingkah laku yang muncul secara spontan. Jadi data yang
kita peroleh adalah bersifat alamiah (natural), tidak dibuat-buat.
b. Subyek yang diobservasi tidak merasa
dibebani tugas tambahan. Ia tetap pada kegiatan yang telah dilakukannya tanpa
merasa terganggu. Berbeda dengan interview atau kuesioner di mana subyek merasa
di sita waktu dan tenaganya untuk memberikan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam interview atau kuisioner
tersebut.
Observasi tidak dilkaukan terhadap beberapa situasi atau beberapa siswa dalam
wktu yang sama. Apabila kita hendak mengobservasi semua sisiwa yang kita asuh
maka kita akan emerlukan waktu yang sangat panjang. Kelemahan dari observasi
ialah bahwa penafsiran terhadap hasil-hasil observasi sering bersiifat
subyektif.Sikap dari pengobservasi, jarak waktu yang panjang antara situasi-situasi
tingka laku yang diobservasi, serta obyektivitas dari pencatatan-pencatatan
sangat mempengaruhi validitas dari observasi.Sehubunungan dengan
kelemaan-kelemaan tersebut, ada beberapa ala yang perlu diperatikan ole petugas
observasi.Untuk mengatasi subyektivitas terhadap hasil-asil observasi,
hendaknya intrpretasi jangan dilkaukan hanya terhadap satu kali observasi saja,
sebaiknya interpretasi baru dilakukan setela dilakukan setela dua atau tiga
kali observasi.
4. Aspek-Aspek Tingkah Laku Yang Cocok
Dievaluasi Dengan Metode Observasi
Aspek tingka
laku yang cocok dievaluasi dengan metode observasi adalah tempramen, karakter,
penyesuaian, sikap dan minat.Intelegensi, bakat dan asil belajar dapat pula
dievaluasi dengan metode observasi, tetapi pelaksanaannya sangat sulit dan
kurang efektif. Dalam mengevaluasi penyesuaian sosial dapat dilakukan observasi
tentang al-al sebagai berikut : dalam situasi manakah siswa-siswa itu bermain
sendiri bersama dengan teman-temannya? Dalam bermain bersama apaka ia sebagai
pemimpin atau pengikut? Apaka ia bertengkar dengan siswa-siswa lain? Dan
sebagainya. Untuk mengevaluasi penyesuaian personal dapat dilakukan observasi
terhadap hal-hal sebagai berikut : apakah siswa ini biasanya gugup? Apakah ia
pemarah? Dan sebagainya.
Komentar
Posting Komentar
Alkitab dan Logistik