Daftar isi
-
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………………………. 1
-
Cerpen ‘Mawar Putih itu Aku” ………………………………………………………………………………. 2
-
Sinopsis Cerpen “Mawar Putih itu Aku” ……………………………………………………………… 3
-
Bab 1 Pendahuluan ………………………………………………………………………………………………….. 4
·
Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………. 4
·
Masalah …………………………………………………………………………………………………………. 4
·
Tujuan …………………………………………………………………………………………………………… 4
·
Metode …………………………………………………………………………………………………………. 5
·
Ruang Lingkup ………………………………………………………………………………………………. 5
-
Bab 2 Pembahasan …………………………………………………………………………………………………. 5
·
Awalan Ber- …………………………………………………………………………………………………. 5
·
Awalan Pe- …………………………………………………………………………………………………… 5
·
Awalan Me- ………………………………………………………………………………………………….. 6
·
Awalan Di- ……………………………………………………………………………………………………. 7
·
Sisipan EL , EM
dan , ER …………………………………………………………………………… 8
·
Akhiran –kan ………………………………………………………………………………………………… 8
·
Akhiran –I ……………………………………………………………………………………………………. 8
·
Akhiran –an ………………………………………………………………………………………………….. 9
·
Akhiran –nya ………………………………………………………………………………………………... 9
-
Bab 3 Hasil Penelitian …………………………………………………………………………………………….. 10
-
Bab 4 Hasil Kesimpulan …………………………………………………………………………………………… 16
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Dalam penulisan makalah ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.
Saya sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, saya memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Demikianlah sebuah contoh kata pengantar makalah bahasa Indonesia. Semoga artikel singkat kali ini kiranya bermanfaat bagi Anda yang sudah menyempatkan waktu untuk membacanya.
Sinopsis Cerita Pendek “Mawar Putih itu Aku”
Vian berada disebuah pemakaman itu ,
pemakaman itu ialah pemakaman orang yang sangat ia sayangi . Dipemakaman itu
vian terpaku memandangi nisan yang mengukir nama orang yang paling berarti
didalam hidupnya . Vian tertunduk layu tak mampu untuk menatap nisan yang ada
dihadapannya perlahan ia mulai bangkit untuk berdiri mengatur nafasnya dan mulai
perlahan berjalan dengan gontai meninggalkan pemakaman itu . Semilir angin dan
kicauan burung menambah indahnya suasana saat itu. Namun
perlahan rintik hujan mulai turun seakan tau ada hati yang bersedih kehilangan
seseorang yang berarti dihidupnya . Hati
itu kembali menangis teringat akan kenangan yang senantiasa dijaga dan
dipelihara , akan tetapi para pemain dalam keanangan itu perlahan mehilang
menyisakan gambaran-gambaran kisah tanpa tokoh . Satu
bulan berlalu seorang dokter mengasih surat ke vian dan ternyata surat itu dari
perempuan yang sangat ia sayangi bernama cherry , vian tak bergeming memandangi
amplop itu . Isi dalam
amplop itu adalah kata-kata terakhir dari cherry sebelum mendonorkan bagian
tubuhnya untuk vian .
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Pertama kali sebuah
kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk dapat digunakan didalam
perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah kata
dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata
dasar atau bentuk dasarnya.
Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain.
Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia adalah :
1. Akhiran : -kan, -i, –nya, -in, -at, -is, -isme, -man, -wan, -ah, -us,-wi.
2. Awalan : ber-, per-, me-, di-, ter-, ke-, se-, dan pe-
3. Sisipan : -el, -em, dan –er
4. Imbuhan gabung : ber-kan, ber-an, per-kan, per-I, me-kan, me-I, memper-, memper-kan, memper-I, di-kan, di-I, diper-, diper-kan, diper-I, ter-kan, ter-I, ke-an, se-nya, pe-an, per-an
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana cara menggunakan imbuhan tersebut.
Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain.
Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia adalah :
1. Akhiran : -kan, -i, –nya, -in, -at, -is, -isme, -man, -wan, -ah, -us,-wi.
2. Awalan : ber-, per-, me-, di-, ter-, ke-, se-, dan pe-
3. Sisipan : -el, -em, dan –er
4. Imbuhan gabung : ber-kan, ber-an, per-kan, per-I, me-kan, me-I, memper-, memper-kan, memper-I, di-kan, di-I, diper-, diper-kan, diper-I, ter-kan, ter-I, ke-an, se-nya, pe-an, per-an
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana cara menggunakan imbuhan tersebut.
2.
Masalah
·
Berapa imbuhan dalam cerpen
·
Imbuhan
mana yang paling produktif
3.
Tujuan
·
Tujuan
menyusun makalah ini ialah :
·
Memahami
konsep imbuhan awal, sisipan , dan akhiran
·
Mengetahui
jumlah imbuhan yang digunakan dalam cerpen “Mawar
Putih itu Aku”
·
Mengetahui
imbuhan mana yang paling produktif dalam cerpen tersebut
·
Memenuhi
tugas bahasa Indonesia pada semester 2
4.
Metode
Metode
yang dipakai untuk makalah “Imbuhan
Dalam Cerpen” adalah melalui metode
peneletian (deskriptif) . Paparan
mengenai apa yang dilakukan dalam suatu penelitian langkah-langkah yang
dilakukan sebelum melakukan suatu penelitian dan dikemas dalam metode
penelitian
5. Ruang Lingkup
Melakukan
pendataan mengenai imbuhan awalan , sisipan dan akhiran
BAB 2
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Awalan ber-
Fungsi awalan ber- adalah membentuk kata kerja intransitive. Sedangkan makna yang diperoleh sebagai hasil pengimbuhan dengan awalan ber- antara lain :
a. Untuk mendapatkan makna ‘mempunyai atau memiliki” awalan ber- harus diimbuhkan pada kata benda umum. Contoh :
Anak itu sudah tidak berayah lagi
Berayah artinya “mempunyai ayah”
Fungsi awalan ber- adalah membentuk kata kerja intransitive. Sedangkan makna yang diperoleh sebagai hasil pengimbuhan dengan awalan ber- antara lain :
a. Untuk mendapatkan makna ‘mempunyai atau memiliki” awalan ber- harus diimbuhkan pada kata benda umum. Contoh :
Anak itu sudah tidak berayah lagi
Berayah artinya “mempunyai ayah”
Awalan PER
Awalan PER mempunyai tiga macam bentuk, yaitu PER, PE, dan PEL
PER digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan konsonan r, seperti: peristri, percepat, dan perketat.
PE digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan r, seperti peringan dan perendah.
PEl digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak ada contoh lain.
Fungsi awalan PER adalah membentuk kata kerja perintah, yang dapat digunakan dalam
a) Kalimat Perintah
Contoh: persingkat saja acaranya!
Pensempit dulu masalahnya!
b) Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja.
Contoh: penjagaan akan saya perketet nentimalam
c) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk: yang+ aspek+pelaku+kata kerja.
Awalan PER mempunyai tiga macam bentuk, yaitu PER, PE, dan PEL
PER digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan konsonan r, seperti: peristri, percepat, dan perketat.
PE digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan r, seperti peringan dan perendah.
PEl digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak ada contoh lain.
Fungsi awalan PER adalah membentuk kata kerja perintah, yang dapat digunakan dalam
a) Kalimat Perintah
Contoh: persingkat saja acaranya!
Pensempit dulu masalahnya!
b) Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja.
Contoh: penjagaan akan saya perketet nentimalam
c) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk: yang+ aspek+pelaku+kata kerja.
Awalan ME
Awlan ME adalah imbuhan yang produktif, pengimbuhannya
dilakukan dengan cara merangkaikannya dimuka kata yang diimbuhinya. Awlan ME
mempunyai enam macam bentuk yaitu: me, mem, men, meny, meng, dan menge.
1). Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w. dan y; serta konsonan sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya terdapat pada kata-kata.
- Merasa (me + rasa)
- Melihat (me + lihat)
- Mewarisi (me + warisi)
- Meyakinkan (me + yakinkan)
- Memerah (me + merah)
- Menanti (me + nanti)
- Menyanyi (me + nyanyi)
- Menganga (me + nganga)
2). Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan b, p, f, dan v. umpamanya seperti terdapat dalam kata-kata:
- Membawa (mem + bawa)
- Memilih (mem + pilih)
- Memfitnah (mem + fitnah)
- Memvonis (mem + vonis)
3). Men- digunakan dengan kata-kata yang dimulai dengan konsonan d dan t. Konsonan d tetap diwujudkan; sedangkan konsonan t tidak diwujudkan, melainkan disenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu. Contohnya seperti terdapat dalam kata-kata berikut:
- Mendengar (me + dengar)
- Menarik (me + tarik)
4). Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s; dan konsonan s itu tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan dengan bunyi asal dari awalan itu. Contoh:
- Menyingkir (me + singkir)
- Menyingkat (me + singkat)
5). Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k, g, h, dan kh; serta vocal A, I, U, E, dan O. Konsonan k tidak diwujudkan, tetapidisenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu. Sedangkan konsonan lainnya tetap diwuudkan. Contohnya seperti :
- Mengirim (me + kirim)
- Menggali (me + gali)
- Menghitung (me + hitung)
- Mengkhayal (me + khayal)
- Mengambil (me + ambil)
- Mengiris (me + iris)
- Mengutus (me + utus)
- Mengekor (me + ekor)
- Mengolah (me + olah)
6). Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu. Contohnya seperti:
- Mengetik (me + tik)
- Mengebom (me + bom)
1). Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w. dan y; serta konsonan sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya terdapat pada kata-kata.
- Merasa (me + rasa)
- Melihat (me + lihat)
- Mewarisi (me + warisi)
- Meyakinkan (me + yakinkan)
- Memerah (me + merah)
- Menanti (me + nanti)
- Menyanyi (me + nyanyi)
- Menganga (me + nganga)
2). Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan b, p, f, dan v. umpamanya seperti terdapat dalam kata-kata:
- Membawa (mem + bawa)
- Memilih (mem + pilih)
- Memfitnah (mem + fitnah)
- Memvonis (mem + vonis)
3). Men- digunakan dengan kata-kata yang dimulai dengan konsonan d dan t. Konsonan d tetap diwujudkan; sedangkan konsonan t tidak diwujudkan, melainkan disenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu. Contohnya seperti terdapat dalam kata-kata berikut:
- Mendengar (me + dengar)
- Menarik (me + tarik)
4). Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s; dan konsonan s itu tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan dengan bunyi asal dari awalan itu. Contoh:
- Menyingkir (me + singkir)
- Menyingkat (me + singkat)
5). Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k, g, h, dan kh; serta vocal A, I, U, E, dan O. Konsonan k tidak diwujudkan, tetapidisenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu. Sedangkan konsonan lainnya tetap diwuudkan. Contohnya seperti :
- Mengirim (me + kirim)
- Menggali (me + gali)
- Menghitung (me + hitung)
- Mengkhayal (me + khayal)
- Mengambil (me + ambil)
- Mengiris (me + iris)
- Mengutus (me + utus)
- Mengekor (me + ekor)
- Mengolah (me + olah)
6). Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu. Contohnya seperti:
- Mengetik (me + tik)
- Mengebom (me + bom)
Awalan di-
Awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk posisi dan kondisi mana pun sama saja. Hanya perlu diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan di- sebagai kata depan.
di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata yang diimbuhinya. Sedangkan di- sebagai kata depan dilafalkan dan dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
-Dia ditangkap polisi.(di- sebuah awalan)
-Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah kata depan)
Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Maka makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang transitif.
Contoh:
Kata kerja transitif kata kerja pasif
Berawalan me- berawalan di-
- Membaca - Dibaca
- Menulis - Ditulis
Awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk posisi dan kondisi mana pun sama saja. Hanya perlu diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan di- sebagai kata depan.
di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata yang diimbuhinya. Sedangkan di- sebagai kata depan dilafalkan dan dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
-Dia ditangkap polisi.(di- sebuah awalan)
-Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah kata depan)
Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Maka makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang transitif.
Contoh:
Kata kerja transitif kata kerja pasif
Berawalan me- berawalan di-
- Membaca - Dibaca
- Menulis - Ditulis
Sisipan –EL, -EM, dan –ER
Sisipan ini tidak mempunyai variasi bentuk, dan ketiganya merupakan imbuhan yang tidak produktif. Artinya tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru.
Pengimbuhannya dilakukan dengan cara menyisipkan diantara konsonandan volal suku pertama pada sebuah kata dasar.
Contoh : -EL + tapak – telapak, -ER + gigi – gerigi, -EM + tali – temali.
Sisipan ini tidak mempunyai variasi bentuk, dan ketiganya merupakan imbuhan yang tidak produktif. Artinya tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru.
Pengimbuhannya dilakukan dengan cara menyisipkan diantara konsonandan volal suku pertama pada sebuah kata dasar.
Contoh : -EL + tapak – telapak, -ER + gigi – gerigi, -EM + tali – temali.
Akhiran -kan
Akhiran –kan tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya sama. Pengimbuhan dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Fungsi akhiran –kan adalah membentuk kata kerja transitif, yang dapat digunakan dalam kalimat perintah, kalimat pasif yang predikatnya berbentuk (aspek)+pelaku+kata kerja, dan subjek menjadi sasaran perbuatan dan pada keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk yang+(aspek)+pelaku+kata kerja.
Pembentukan kata dengan akhiran –kan akan memberikan makna sebagai berikut :
Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –kan harus diimbuhkan pada :
Contoh : tenangkan dulu anak-anak itu!
Tenangkan artinya “jadikan tenang”
Akhiran –kan tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya sama. Pengimbuhan dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Fungsi akhiran –kan adalah membentuk kata kerja transitif, yang dapat digunakan dalam kalimat perintah, kalimat pasif yang predikatnya berbentuk (aspek)+pelaku+kata kerja, dan subjek menjadi sasaran perbuatan dan pada keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk yang+(aspek)+pelaku+kata kerja.
Pembentukan kata dengan akhiran –kan akan memberikan makna sebagai berikut :
Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –kan harus diimbuhkan pada :
Contoh : tenangkan dulu anak-anak itu!
Tenangkan artinya “jadikan tenang”
Akhiran –i
Akhiran –I tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana saja bentuknya sama saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Perlu diperhatikan kata-kata yang berakhir dengan fonem /i/ tidak dapat diberi akhiran –i.
Pembubuhan kata dengan akhiran –I ini akan memberikan makna antara lain yang menyatakan :
Untuk mendapatkan makna berkali-kali akhiran –I harus diimbuhkan ada kata kerja yang menyatakan tindakan.
Akhiran –I tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana saja bentuknya sama saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Perlu diperhatikan kata-kata yang berakhir dengan fonem /i/ tidak dapat diberi akhiran –i.
Pembubuhan kata dengan akhiran –I ini akan memberikan makna antara lain yang menyatakan :
Untuk mendapatkan makna berkali-kali akhiran –I harus diimbuhkan ada kata kerja yang menyatakan tindakan.
Contoh :
-Pencuri itu mereka pukuli sampai babak belur.
-Pukuli artinya (pekerjaan) memukul dilakukan berkali-kali.
-Pencuri itu mereka pukuli sampai babak belur.
-Pukuli artinya (pekerjaan) memukul dilakukan berkali-kali.
Akhiran –AN
Akhiran –AN tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap –AN. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya.
Fungsi akhiran –AN adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan akhiran –AN itu antara lain :
Untuk mendapatkan makna “hasil” akhiran –AN harus digunakan pada kata kerja tertentu.
Akhiran –AN tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap –AN. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya.
Fungsi akhiran –AN adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan akhiran –AN itu antara lain :
Untuk mendapatkan makna “hasil” akhiran –AN harus digunakan pada kata kerja tertentu.
Contoh :
-Tulisan adik sudah bagus.
-Tulisan artinya “hasil dari pekerjaan menulis”
-Tulisan adik sudah bagus.
-Tulisan artinya “hasil dari pekerjaan menulis”
Akhiran -NYA
Akhiran -NYA tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhkan.
Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam –nya.
Pertama : -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yangberlaku objek atau pemilik. Contoh : saya minta tolong kepadanya
Kedua : -nya sebagai akhiran.
Contoh : turunnya harga beras menggembirakan rakyat.
Akhiran -NYA tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhkan.
Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam –nya.
Pertama : -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yangberlaku objek atau pemilik. Contoh : saya minta tolong kepadanya
Kedua : -nya sebagai akhiran.
Contoh : turunnya harga beras menggembirakan rakyat.
Bab 3
Hasil penelitian
Ter
kata
|
Kalimat
|
jumlah
|
Tertawa
|
Kini tak ada lagi yang membuat dunia tertawa akan tingkahnya yang begitu comel
|
1
|
Terkubur
|
Yang tak ingin pergi meninggalkan
jasad yang telah terkubur itu sendirian dalam kegelapan dan dingin yang akan menyelimuti
malam
|
1
|
Tertunduk
|
Ia kembali tertunduk layu tak mampu untuk terus menatap nisan
yang ada dihadapannya
|
1
|
Teringat
|
Hati itu
kembali menangis teringat akan
kenangan yang senantiasa dijaga dan dipelihara
|
1
|
Tersentak
|
Vian lalu tersentak oleh hembusan angin yang sanggup membuyarkan
lamunannya akan masa yang baru saja ia kecap namun akan segera menjadi masa
lalu
|
1
|
Me
Kata
|
Kalimat
|
Jumlah
|
Mengadiri
|
Begitu banyak
orang disana yang menghadiri pemakaman itu namun tak ada sedikit pun
tangisan
|
1
|
Melihat
|
Begitu juga
seorang cwo yang berdiri melihat tubuh yang tak bernyawa , yang akan melihat surga begitu elok dengan seulas
senyuman dibibirnya tanpa ada sedikit pun rasa takut untuk menghadap tuhan
yang maha esa .
|
2
|
Menghadap
|
Senyuman dibibirnya tanpa ada sedikit
pun rasa takut untuk menghadap
tuhan yang maha esa .
|
1
|
Membuat
|
Kini tak ada lagi yang membuat dunia tertawa akan tingkahnya yang begitu comel
|
1
|
Menyayangi
|
Kini tinggalah
seorang yang begitu sangat menyayangi
gadis itu
|
1
|
Meninggalkan
|
Yang tak ingin
pergi meniggalkan jasad yang telah
terkubur itu sendirian dalam kegelapan dan dingin yang akan menyelimuti malam
|
1
|
|
|
|
Ke
Kata
|
Kalimat
|
Jumlah
|
Kegelapan
|
Yang tak ingin
pergi meniggalkan jasad yang telah terkubur itu sendirian dalam kegelapan dan dingin yang akan
menyelimuti malam
|
1
|
Kehilangan
|
Namun perlahan
rintik hujan mulai turun seakan tau ada hati yang bersedih kehilangan seseorang yang berarti
dihidupnya
|
1
|
Kesedihan
|
Karena kesedihan tak selalu bersahabat
dengan air mata
|
1
|
Kecepatan
|
Menyalip
kendaraan yang ada didepannya dengan kecepatan
extreme
|
1
|
Di
Kata
|
Kalimat
|
jumlah
|
Disaat
|
Tak ka nada
lagi orang yang selalu ada disaat
dia….”ah sudahlah batinnya”
|
1
|
Ditambah
|
Pemakaman itu
semakin sunyi ditambah lagi
orang-orang yang perlahan sirna
|
1
|
Dipasang
|
Sosok itu
terpaku memandangi nisa yang baru saja dipasang
dan mengukir nama orang yang paling ia sayangi
|
1
|
Dijaga
|
Hati itu
kembali menangis teringat akan kenangan yang senantiasa dijaga dan dipelihara
|
1
|
Dipelihara
|
Hati itu
kembali menangis teringat akan kenangan yang senantiasa dijaga dan dipelihara
|
1
|
Dikarenakan
|
Sejak saat itu
vian berusaha menata kembali hidupnya yang telah berantakan dikarenakan gadis
itu
|
1
|
Se
Kata
|
Kalimat
|
jumlah
|
Seorang
|
Begitu juga seorang cwo yang berdiri melihat tubuh yang tak bernyawa
|
1
|
Sedikit
|
Yang akan melihat surga begitu elok dengan seulas
senyuman dibibirnya tanpa ada sedikit
pun rasa takut untuk menghadap tuhan yang maha esa .
|
1
|
Seakan
|
Namun perlahan
rintik hujan mulai turun seakan
tau ada hati yang bersedih kehilangan seseorang yang berarti dihidupnya
|
1
|
Ber
Kata
|
Kalimat
|
Jumlah
|
Berdiri
|
Begitu juga
seorang cwo yang berdiri
melihat tubuh yang tak bernyawa
|
1
|
Bernyawa
|
Begitu juga
seorang cwo yang berdiri melihat tubuh
yang tak bernyawa
|
1
|
Berarti
|
Karena
satu-satunya orang yang paling berarti
dalam hidupny kini telah pergi jauh dan sangat jauh sehigga ia tak tau apaka
ia aka bisa menggapainya kembali
|
1
|
Berjalan
|
Mengatur
nafasnya dan mulai perlahan berjalan dengan
gontai meninggalkan pemakaman itu menuju ke tempat yang penuh kenangan antara
ia dan gadis itu
|
2
|
Bersedih
|
Namun perlahan
rintik hujan mulai turun seakan tau ada hati yang bersedih kehilangan seseorang yang berarti dihidupnya
|
1
|
Berbisik
|
Suara itu berbisik : jangan pernah menangisi
hal yang sangat ingin kamu tangisi karena kesedihan tak selalu bersahabat
dengan air mata
|
1
|
Per
Kata
|
Kalimat
|
Jumlah
|
Perlahan
|
Perlahan ia mulai
bangkit untuk berdiri mengatur nafasnya dan mulai perlahan berjalan dengan gontai meninggalkan pemakaman itu menuju
ketempat yang penuh kenangan antara ia dan gadis itu
|
2
|
Em
Kata
|
Kalimat
|
Jumlah
|
Gemetar
|
Ia
gemetar dan rahangnya mengatup
rapat
|
1
|
I
Kata
|
Kalimat
|
Jumlah
|
Sayangi
|
Sosok
itu terpaku memandangi nisan yang baru saja dipasang dan mengukir nama orang
yang paling ia sayangi
|
1
|
Tangisi
|
jangan pernah
menangisi hal yang sangat ingin kamu tangisi
karena kesedihan tak selalu bersahabat dengan air mata
|
1
|
Kan
Kata
|
Kalimat
|
Jumlah
|
Meninggalkan
|
Perlahan
ia mulai bangkit untuk berdiri mengatur nafasnya dan mulai perlahan berjalan
dengan gontai meninggalkan pemakaman
itu menuju ketempat yang penuh kenangan antara ia dan gadis itu
|
1
|
Menyisakan
|
Akan
tetapi para pemain dalam kenangan itu perlahan-lahan menghilang menyisakan gambaran-gambaran kisah
tanpa tokoh
|
1
|
Membuyarkan
|
Vian
lalu tersentak oleh hembusan angin yang sanggup membuyarkan lamunan
|
1
|
An
Kata
|
Kalimat
|
Jumlah
|
Hembusan
|
Vian
lalu tersentak oleh hembusan angin
yang sanggup membuyarkan lamunan
|
1
|
Tangisan
|
Begitu
banyak orang disana yang menghadiri pemakaman itu namun tak ada sedikit pun
tangisan
|
1
|
Senyuman
|
Seulas
senyuman dibibirnya tanpa ada sedikit pun rasa takut menghadap tuhan yang
maha es
|
1
|
Sendirian
|
Jasad
yang telah terkubur itu sendirian dalam kegelapan dan dingin yang kan
menyelimuti malam
|
1
|
Kicauan
|
Semilir
angin dan kicauan burung menambah indahnya suasanya saat itu
|
1
|
Kesimpulannya adalah dalam satu kalimat itu banyak
terdapat kata-kata yang berimbuhan dan
terdapat kata sisipan didalamnya.
TUGAS BAHASA INDONESIA
Imbuhan dalam Cerpen
Nama Kelompok
1.
M.Deano.M
2.
Sabda Sunan.G
3.
Fahri Ramadhan
4.
Tami Desprayogi
5.
Dera Ignatia.W
Kelas XI IPS 2
SMAN 7
JAKARTA PUSAT
Bab 1
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Pertama kali sebuah kata dasar atau bentuk
dasar perlu diberi imbuhan untuk dapat digunakan didalam perturutan. Imbuhan
ini dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar
menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk
dasarnya.
Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain.
Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain.
Imbuhan yang
ada dalam bahasa Indonesia adalah :
1. Akhiran :
-kan, -i, –nya, -in, -at, -is, -isme, -man, -wan, -ah, -us,-wi.
2. Awalan :
ber-, per-, me-, di-, ter-, ke-, se-, dan pe-
3. Sisipan :
-el, -em, dan –er
4. Imbuhan
gabung : ber-kan, ber-an, per-kan, per-I, me-kan, me-I, memper-, memper-kan,
memper-I, di-kan, di-I, diper-, diper-kan, diper-I, ter-kan, ter-I, ke-an,
se-nya, pe-an, per-an
Dalam makalah
ini akan dibahas mengenai bagaimana cara menggunakan imbuhan tersebut.
2.
Masalah
·
Berapa imbuhan dalam cerpen
·
Imbuhan mana yang paling produktif
3.
Tujuan
·
Tujuan menyusun makalah ini ialah :
·
Memahami konsep imbuhan awal, sisipan , dan akhiran
·
Mengetahui jumlah imbuhan yang digunakan dalam cerpen “Mawar Putih itu
Aku”
·
Mengetahui imbuhan mana yang paling produktif dalam cerpen
tersebut
·
Memenuhi tugas bahasa Indonesia pada semester 2
6. Metode
Metode
yang dipakai untuk makalah “Imbuhan Dalam Cerpen” adalah melalui metode peneletian (deskriptif) . Paparan mengenai apa yang
dilakukan dalam suatu penelitian langkah-langkah yang dilakukan sebelum
melakukan suatu penelitian dan dikemas dalam metode penelitian
7.
Ruang Lingkup
Melakukan pendataan mengenai imbuhan
awalan , sisipan dan akhiran
BAB 2
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Awalan ber-
Fungsi awalan ber- adalah membentuk kata kerja intransitive. Sedangkan makna yang diperoleh sebagai hasil pengimbuhan dengan awalan ber- antara lain :
a. Untuk mendapatkan makna ‘mempunyai atau memiliki” awalan ber- harus diimbuhkan pada kata benda umum. Contoh :
Anak itu sudah tidak berayah lagi
Berayah artinya “mempunyai ayah”
Fungsi awalan ber- adalah membentuk kata kerja intransitive. Sedangkan makna yang diperoleh sebagai hasil pengimbuhan dengan awalan ber- antara lain :
a. Untuk mendapatkan makna ‘mempunyai atau memiliki” awalan ber- harus diimbuhkan pada kata benda umum. Contoh :
Anak itu sudah tidak berayah lagi
Berayah artinya “mempunyai ayah”
Awalan PER
Awalan PER mempunyai tiga macam bentuk, yaitu PER, PE, dan PEL
PER digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan konsonan r, seperti: peristri, percepat, dan perketat.
PE digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan r, seperti peringan dan perendah.
PEl digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak ada contoh lain.
Fungsi awalan PER adalah membentuk kata kerja perintah, yang dapat digunakan dalam
a) Kalimat Perintah
Contoh: persingkat saja acaranya!
Pensempit dulu masalahnya!
b) Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja.
Contoh: penjagaan akan saya perketet nentimalam
c) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk: yang+ aspek+pelaku+kata kerja.
Awalan PER mempunyai tiga macam bentuk, yaitu PER, PE, dan PEL
PER digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan konsonan r, seperti: peristri, percepat, dan perketat.
PE digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan r, seperti peringan dan perendah.
PEl digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak ada contoh lain.
Fungsi awalan PER adalah membentuk kata kerja perintah, yang dapat digunakan dalam
a) Kalimat Perintah
Contoh: persingkat saja acaranya!
Pensempit dulu masalahnya!
b) Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja.
Contoh: penjagaan akan saya perketet nentimalam
c) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk: yang+ aspek+pelaku+kata kerja.
Awalan ME
Awlan ME adalah imbuhan yang produktif, pengimbuhannya
dilakukan dengan cara merangkaikannya dimuka kata yang diimbuhinya. Awlan ME
mempunyai enam macam bentuk yaitu: me, mem, men, meny, meng, dan menge.
1). Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w. dan y; serta konsonan sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya terdapat pada kata-kata.
- Merasa (me + rasa)
- Melihat (me + lihat)
- Mewarisi (me + warisi)
- Meyakinkan (me + yakinkan)
- Memerah (me + merah)
- Menanti (me + nanti)
- Menyanyi (me + nyanyi)
- Menganga (me + nganga)
2). Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan b, p, f, dan v. umpamanya seperti terdapat dalam kata-kata:
- Membawa (mem + bawa)
- Memilih (mem + pilih)
- Memfitnah (mem + fitnah)
- Memvonis (mem + vonis)
3). Men- digunakan dengan kata-kata yang dimulai dengan konsonan d dan t. Konsonan d tetap diwujudkan; sedangkan konsonan t tidak diwujudkan, melainkan disenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu. Contohnya seperti terdapat dalam kata-kata berikut:
- Mendengar (me + dengar)
- Menarik (me + tarik)
4). Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s; dan konsonan s itu tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan dengan bunyi asal dari awalan itu.
1). Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w. dan y; serta konsonan sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya terdapat pada kata-kata.
- Merasa (me + rasa)
- Melihat (me + lihat)
- Mewarisi (me + warisi)
- Meyakinkan (me + yakinkan)
- Memerah (me + merah)
- Menanti (me + nanti)
- Menyanyi (me + nyanyi)
- Menganga (me + nganga)
2). Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan b, p, f, dan v. umpamanya seperti terdapat dalam kata-kata:
- Membawa (mem + bawa)
- Memilih (mem + pilih)
- Memfitnah (mem + fitnah)
- Memvonis (mem + vonis)
3). Men- digunakan dengan kata-kata yang dimulai dengan konsonan d dan t. Konsonan d tetap diwujudkan; sedangkan konsonan t tidak diwujudkan, melainkan disenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu. Contohnya seperti terdapat dalam kata-kata berikut:
- Mendengar (me + dengar)
- Menarik (me + tarik)
4). Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s; dan konsonan s itu tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan dengan bunyi asal dari awalan itu.
Contoh:
- Menyingkir (me + singkir)
- Menyingkat (me + singkat)
5). Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k, g, h, dan kh; serta vocal A, I, U, E, dan O. Konsonan k tidak diwujudkan, tetapidisenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu. Sedangkan konsonan lainnya tetap diwuudkan. Contohnya seperti :
- Mengirim (me + kirim)
- Menggali (me + gali)
- Menghitung (me + hitung)
- Mengkhayal (me + khayal)
- Mengambil (me + ambil)
- Mengiris (me + iris)
- Mengutus (me + utus)
- Mengekor (me + ekor)
- Mengolah (me + olah)
6). Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu. Contohnya seperti:
- Mengetik (me + tik)
- Mengebom (me + bom)
- Menyingkir (me + singkir)
- Menyingkat (me + singkat)
5). Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k, g, h, dan kh; serta vocal A, I, U, E, dan O. Konsonan k tidak diwujudkan, tetapidisenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu. Sedangkan konsonan lainnya tetap diwuudkan. Contohnya seperti :
- Mengirim (me + kirim)
- Menggali (me + gali)
- Menghitung (me + hitung)
- Mengkhayal (me + khayal)
- Mengambil (me + ambil)
- Mengiris (me + iris)
- Mengutus (me + utus)
- Mengekor (me + ekor)
- Mengolah (me + olah)
6). Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu. Contohnya seperti:
- Mengetik (me + tik)
- Mengebom (me + bom)
Awalan di-
Awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk posisi dan kondisi mana pun sama saja. Hanya perlu diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan di- sebagai kata depan.
di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata yang diimbuhinya. Sedangkan di- sebagai kata depan dilafalkan dan dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
-Dia ditangkap polisi.(di- sebuah awalan)
-Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah kata depan)
Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Maka makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang transitif.
Awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk posisi dan kondisi mana pun sama saja. Hanya perlu diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan di- sebagai kata depan.
di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata yang diimbuhinya. Sedangkan di- sebagai kata depan dilafalkan dan dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
-Dia ditangkap polisi.(di- sebuah awalan)
-Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah kata depan)
Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Maka makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang transitif.
Contoh:
Kata kerja transitif kata kerja pasif
Berawalan me- berawalan di-
- Membaca - Dibaca
- Menulis - Ditulis
Kata kerja transitif kata kerja pasif
Berawalan me- berawalan di-
- Membaca - Dibaca
- Menulis - Ditulis
Sisipan –EL, -EM, dan –ER
Sisipan ini tidak mempunyai variasi bentuk, dan ketiganya merupakan imbuhan yang tidak produktif. Artinya tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru.
Pengimbuhannya dilakukan dengan cara menyisipkan diantara konsonandan volal suku pertama pada sebuah kata dasar.
Contoh : -EL + tapak – telapak, -ER + gigi – gerigi, -EM + tali – temali.
Sisipan ini tidak mempunyai variasi bentuk, dan ketiganya merupakan imbuhan yang tidak produktif. Artinya tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru.
Pengimbuhannya dilakukan dengan cara menyisipkan diantara konsonandan volal suku pertama pada sebuah kata dasar.
Contoh : -EL + tapak – telapak, -ER + gigi – gerigi, -EM + tali – temali.
Akhiran -kan
Akhiran –kan tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya sama. Pengimbuhan dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Fungsi akhiran –kan adalah membentuk kata kerja transitif, yang dapat digunakan dalam kalimat perintah, kalimat pasif yang predikatnya berbentuk (aspek)+pelaku+kata kerja, dan subjek menjadi sasaran perbuatan dan pada keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk yang+(aspek)+pelaku+kata kerja.
Pembentukan kata dengan akhiran –kan akan memberikan makna sebagai berikut :
Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –kan harus diimbuhkan pada :
Contoh : tenangkan dulu anak-anak itu!
Tenangkan artinya “jadikan tenang”
Akhiran –kan tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya sama. Pengimbuhan dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Fungsi akhiran –kan adalah membentuk kata kerja transitif, yang dapat digunakan dalam kalimat perintah, kalimat pasif yang predikatnya berbentuk (aspek)+pelaku+kata kerja, dan subjek menjadi sasaran perbuatan dan pada keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk yang+(aspek)+pelaku+kata kerja.
Pembentukan kata dengan akhiran –kan akan memberikan makna sebagai berikut :
Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –kan harus diimbuhkan pada :
Contoh : tenangkan dulu anak-anak itu!
Tenangkan artinya “jadikan tenang”
Akhiran –i
Akhiran –I tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana saja bentuknya sama saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Perlu diperhatikan kata-kata yang berakhir dengan fonem /i/ tidak dapat diberi akhiran –i.
Pembubuhan kata dengan akhiran –I ini akan memberikan makna antara lain yang menyatakan :
Untuk mendapatkan makna berkali-kali akhiran –I harus diimbuhkan ada kata kerja yang menyatakan tindakan.
Akhiran –I tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana saja bentuknya sama saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Perlu diperhatikan kata-kata yang berakhir dengan fonem /i/ tidak dapat diberi akhiran –i.
Pembubuhan kata dengan akhiran –I ini akan memberikan makna antara lain yang menyatakan :
Untuk mendapatkan makna berkali-kali akhiran –I harus diimbuhkan ada kata kerja yang menyatakan tindakan.
Contoh :
-Pencuri itu mereka pukuli sampai babak belur.
-Pukuli artinya (pekerjaan) memukul dilakukan berkali-kali.
-Pencuri itu mereka pukuli sampai babak belur.
-Pukuli artinya (pekerjaan) memukul dilakukan berkali-kali.
Akhiran –AN
Akhiran –AN tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap –AN. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya.
Fungsi akhiran –AN adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan akhiran –AN itu antara lain :
Untuk mendapatkan makna “hasil” akhiran –AN harus digunakan pada kata kerja tertentu.
Akhiran –AN tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap –AN. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya.
Fungsi akhiran –AN adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan akhiran –AN itu antara lain :
Untuk mendapatkan makna “hasil” akhiran –AN harus digunakan pada kata kerja tertentu.
Contoh :
-Tulisan adik sudah bagus.
-Tulisan artinya “hasil dari pekerjaan menulis”
-Tulisan adik sudah bagus.
-Tulisan artinya “hasil dari pekerjaan menulis”
Akhiran -NYA
Akhiran -NYA tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhkan.
Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam –nya.
Pertama : -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yangberlaku objek atau pemilik. Contoh : saya minta tolong kepadanya
Kedua : -nya sebagai akhiran.
Contoh : turunnya harga beras menggembirakan rakyat.
Akhiran -NYA tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhkan.
Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam –nya.
Pertama : -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yangberlaku objek atau pemilik. Contoh : saya minta tolong kepadanya
Kedua : -nya sebagai akhiran.
Contoh : turunnya harga beras menggembirakan rakyat.
TUGAS
BAHASA INDONESIA
Habibie
dan Ainun
_____________________________________________
Nama Kelompok
- M.Deano.M
- Sabda Sunan G
- Fahri Ramadhan
- Dera Ignatia W
-Tami Desprayogi
Kelas XI IPS 2
SMAN 7
JAKARTA PUSAT
Sinopsis :
Pada tahun 1962 dua kawan SMP
ini bertemu lagi di Bandung, Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang
baginya semanis gula, tapi Ainun tak hanya jatuh cinta, dia imam pada visi dan
mimpi Habibie, mereka pun menikah dan terbang ke Jerman.
Sementara Ainun adalah seorang
wanita muda yang cerdas dengan jalur karir terbuka lebar untuk sebagai seorang
dokter.
Rudy Habibie adalah seorang
yang jenius ia ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar, berbakti kepada
Bangsa Indonesia, dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia.
Unsur Instrinsik :
1. Judul :Habibie & Ainun
2. Tema :Cinta sejati Habibie &Ainun
3. Tokoh :
a) Protagonis :
Habibie & Ainun(baik&kerjakeras)
b) Antagonis : Seorang pejabat yang ingin
menyogok(serakah,mementingkan diri sendiri)
Latar :
a)Waktu
: Pagi, siang,sore,malam
b)Tempat
: Bandung ,Jerman,Rumah sakit
.
c)Suasana
: Kondusif
Gaya bahasa :
Bahasa Indonesia baku/Formal
Amanat :
Bekerja dan
belajarlah dengan giat sehingga kau bisa sukses dan di akui dunia.
Komentar
Posting Komentar
Alkitab dan Logistik