Doa, Puasa dan Retret
|
Materi ke - 37
Sub Pokok Bahasan : Doa, Puasa Dan Retret
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Agar Peserta
mengerti arti Doa, Puasa dan Retreat.
2. Agar Peserta
memahami Makna Doa, Puasa dan Retreat.
3. Agar Peserta mampu
mempraktekkan dengan baik dan benar Doa, Puasa dan Retreat.
DOA, PUASA dan RETRET
PENGANTAR
Doa adalah Nafas orang Kristen oleh sebab itu sudah seharusnya tidak ada
satu haripun boleh dilalui tanpa berdoa. Begitu pentingnya doa sehingga
pemazmur mengawali hari-hari hidupnya dengan doa kepada Tuhan ( bandingkan
Mazmur 5:3-4 ). Dan mengakhirinya pada malam hari juga dengan doa (bandingkan Mazmur 4:8-9).
Dari pertemuan sebelumnya kepada kita telah mempelajari dan diberikan
pemahaman tentang makna ibadah. Sekarang kita akan mempelajari apakah doa,
puasa dan retreat yang adalah bagian yang tak terpisahkan dari ibadah.
Melalui pertemuan ini kita hendak mencoba mengerti seperti apakah doa, puasa
dan retreat dikalangan GPIB.
a. PENGERTIAN KATA DOA
DOA, menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia adalah permohonan kepada Tuhan, dalam bahasa Inggris “Pray” juga punya arti yang sama memohon
kepada Tuhan. Sedangkan Syafaat dalam kamus umum bahasa Indonesia adalah
permohonan kepada Allah.
Marthin Luther katakan Doa adalah nafas orang
percaya (Bahasa Ibrani TEFILLAH). Itu berarti Doa menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sebagai orang yang percaya (
beriman pada Yesus Kristus ).
Yohanes Calvin katakan bahwa Doa adalah setengah dari pekerjaan. Ada
pendapat, Doa adalah tindakan menghubungkan diri dengan Tuhan. Doa dalam
Perjanjian Lama mencakup permohonan (Mazmur 116:1-8) Syafaat, pengakuan dosa
(Mazmur 50) dan pengucapan Syukur (Mazmur 150 dll). Dalam Perjanjian Baru
diceritakan tentang Yesus yang sering berdoa kepada Bapa-Nya (Matius. 6 : 9 -
13; Lukas 11 : 2 - 4). Surat-surat dalam Perjanjian Baru mengajarkan Doa
kepada Allah dilakukan melalui Kristus (Roma 1 :8).
Doa dalam Perjanjian Baru mencakup pujian (Kisah Para Rasul 2 : 47),
pengucapan syukur (1 Korintus 14 : 16 – 17) dan permohonan (Filipi 4 : 6)
termasuk Syafaat. Doa menjadi tanda bahwa kita menjalin keakraban dengan
Tuhan.
Catatan :
Di dalam tulisan Yohanes diceritakan bagaimana Yesus mengajarkan
murid-murid dan pengikutnya untuk berdoa. Ia katakan : “Jikalau kamu tinggal
di dalam firman-Ku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja,
maka kamu akan menerimanya “ ( Yohanes 15 : 7; bandingkan ayat 16 )
Adalah keliru kalau kita berdoa, hanya kalau kita membutuhkan pertolongan
Allah, Alkitab mengajarkan kita untuk tetaplah berdoa (1 Tesalonika 5 : 17).
Kita terpanggil untuk berdoa (Ibrani 4 : 16).
Doa mempunyai cakupan yang luas seperti keluh kesah, berteriak,
bersorak-sorai, bersujud, berseru, bersyukur, memuji, memuja, meratap,
mengadu, menyembah, mengagungkan, dst.
b. HAKIKAT DOA
Dalam Perjanjian Lama Bahasa Ibrani kata kerja hitpalled (berdoa) selalu dengan subyek manusia
yang memanjatkan doa kepada Tuhan. Manusia perlu berdoa karena melalui doa
manusia dapat berdialog kepada Tuhan yang didalamnya baik Tuhan maupun
manusia masing-masing secara aktif terlibat.
Doa adalah salah satu wujud komunikasi kita dengan Allah, dengan demikian
doa yang kita panjatkan sangat tergantung bagaimana hubungan kita dengan
Tuhan, kalau kita akrab dengan Tuhan doa menjadi saat yang menyenangkan.
Sebaliknya jika hubungan kita dengan Tuhan terganggu maka kita mengalami
kesulitan dalam berdoa.
c. SIKAP DALAM BERDOA
Umumnya Doa dalam Perjanjian Lama dilakukan dalam :
1. Sambil berdiri
(bandingkan 1 Samuel 1 : 26; 1 Raja-Raja 8 : 22; 2 Tawarikh 20 : 5, 13)
2. Rebah dengan muka sampai
ke tanah (band. Kejadian 24 : 26, 48; Keluaran 34:8; Bilangan 16: 22; Ulangan
9 : 25).
3. Berlutut (Bandingkan
1 Raja-Raja 8 : 54; 2 Tawarikh 6 : 13; Ezra 9 : 5; Daniel 6 : 10).
4. Menundukkan kepala
(Bandingkan Kejadian 24 : 26; 1 Tawarikh 29 : 30).
5. Bersujud (Bandingkan
Mazmur 29 : 2) diterjemahkan dari Bahasa Ibrani “Histakhawa” = membungkuk dalam-dalam bersujud
sampai, kepala menyentuh tanah.
Sedangkan di dalam Perjanjian Baru nampakknya meneruskan kebiasaan di
Perjanjian Lama; antara lain :
1. Berdiri (Bandingkan
Matius 6 : 5; Markus 11 : 25; Lukas 18 : 11, 13).
2. Rebah dengan muka
ketanah (Bandingkan Matius 26 : 39).
3. Berlutut (Bandingkan
Efesus 3 : 14).
Menutup mata supaya kita lebih berkonsentrasi, melipat tangan supaya kita
bisa menyerahkan diri kepada Tuhan yang Maha kasih, menggenggam tangan kita
dalam rencana-Nya yang penuh damai sejahtera. Menundukkan kepala kita sebagai
lambang kerendahan hati; sampaikan segala sesuatu namun jangan bertele-tele
(Matius 6 : 7). Jangan berdoa seperti orang munafik / pamer kesalahan (Matius
6 :6).
Berdoa harus dengan keyakinan bahwa kita mempunyai Allah selaku Bapa Yang
Maha Kasih, Bapa Yang Maha Tahu, bahkan yang peduli dengan kita (Lukas 11 :
13, Matius 7 : 11).
d. KESIMPULAN :
Doa bukanlah jalan keluar untuk kita menghindari kesulitan tapi dengan
berdoa kita mempunyai kekuatan untuk menghadapi kesulitan.
II. DOA ADALAH TINDAKAN IMAN
Iman tanpa perbuatan adalah mati, Doa tanpa usaha adalah sia-sia. Tidak
mungkin kita berdoa supaya lulus ujian sementara kita pernah belajar atau
tidak pernah mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian. Kita berdoa untuk
lulus ujian dan kitajuga harus belajar supaya lulus. Jelas berdoa dan praktek
tindakan Iman tidak bisa dipisahkan.
Penulis Surat Yudas mengatakan : “bangunkanlah dirimu sendiridi atas
dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah di dalam Roh Kudus” (Yudas 21 –
22)
Contoh lain lagi kita sakit kita berdoa mohon kesembuhan, tapi kita tidak
minum obat, tidak konsultasi ke dokter, tidak ada upaya medis ya percuma
saja. Kita percaya kuasa doa dan Tuhan memberkati kesembuhan kita melalui
dokter dan obat-obat yang dianjurkan dokter dengan berdoa kita memerintah
Anugerah Tuhan percaya pada janji-janji Tuhan (Yohanes 15 : 7; Filipi 4 : 6,
19).
a. DOA JUGA MEMERLUKAN KETEKUNAN
Nabi Elia meminta hujan 7 kali ( I Raja-Raja 18). Elia percaya kuasa Doa
padahal waktu itu Allah baru memberikan awan tapi ia tahu awan berarti hujan
lebat.
b. DOA ADALAH KEJUJURAN DI HADAPAN ALLAH
Marthin Luther berkata : jangan berdusta pada Allah; jujur pada Allah dan
jujur pada hati dan diri sendiri; sebab Allah Maha tahu apapun yang tersimpan
di sudut hati kita yang terdalam.
Menurut kamus Alkitab M. R. F. Browning, Puasa yaitu berpantang makan
yang secara luas masih merupakan kewajiban religious. Hal tersebut dilakukan
bersama dengan Doa dan merupakan symbol kerendahan hati manusia. Dia kalangan
orang Ibrani (Hakim-Hakim 20 : 26 ) puasa diformalkan selama pembuangan dan
sesudahnya.
Hari Raya Penghapusan Dosa ditetapkan sebagai hari Puasa Nasional.
Nabi-nabi antara lain Yeremia (Yeremia 14 : 12) mengajukan protes bahwa
melakukan puasa tanpa pertobatan tidak akan membawa hasil apapun, lihat juga
Yoel 1 : 14, 15, Yoel 2 : 2 & 13, II Tawarikh 7 : 14. Pada Zaman
perjanjian baru orang Yahudi berpuasa pada hari Raya Penghapusan Dosa setiap
Minggu (Lukas 18 : 12), Yesuspun berpuasa (Matius 4 : 2) dan gereja perdana /
mula-mula pun berpuasa seperti Paulus sebelum dibaptiskan ia melakukan puasa
(Kisah Para Rasul 9 : 9)
b. BENTUK-BENTUK PUASA
Puasa itu bisa dalambentuk :
Puasa dilakukan dengan sungguh-sungguh berdoa lihat Yesaya 58 membaca dan
merenungkan Firman Allah (meditasi pribadi). Hati terus menerus terhubung
dengan Tuhan. Lakukan dengan hati yang tulus. Motivasi berpuasa bukan supaya
Tuhan mengikuti kehendak kita. Tapi kerinduan dengan hati yang penuh kasih
untuk berdoa dan memohon pada Tuhan melalui Puasa kita. Dengan keyakinan
Allah yang Maha Kasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, tahu persis apa yang
terbaik untuk kita. Contoh tokoh yang melakukan puasa :
• MUSA
Di Kitab Ulangan 9, Musa berpuasa untuk kedua-kalinya selama 40 hari, 40
malam, puasa pertamanya adalah juga puasa yang panjang pada waktu ia di
gunung Sinai bersama Allah. Allah memperhatikan permohonan Musa (Keluaran 32
: 10).
• EZRA
Di Kitab Ezra 8, Allah memilih Ezra memimpin kembalinya orang Israel yang
ditawan di Babel pulang kembali ke Yerusalem. Ezra memimpin sekitar 40.000
(empat puluh ribu) orang, pria, wanita, anak-anak. Raja Babel membekali
mereka dengan kekayaan yang memungkinkan mereka membangun kembali tembok
Yerusalem. Namun saat tiba di perbatasan, mereka diperhadapkan di padang
belantara yang tiada bertepi, ada pencoleng dan perampok-perampok, sedangkan
umat tidak punya senjata. Lalu Ezra dan umat berpuasa, kuasa Allah berlaku
atas mereka. Mereka bisa meneruskan perjalanan dengan aman sampai ke tujuan
mereka.
• NEHEMIA
Di Kitab Nehemia 1 umat Allah melakukan doa puasa bagi reruntuhan tembok
Yerusalem. Hasil doa puasa, Allah menggerakkan hati Raja dimana Nehemia
sebagai juru minuman Raja diutus ke Yerusalem memimpin pembangunan kembali
reruntuhan tembok kota Yerusalem.
• ESTHER
Di Kitab Esther 4, Esther meminta mengumpulkan semua orang Yahudi disana
untuk berpuasa (tidak makan dan minum) selama 3 hari. Esther dan dayangpun
melakukan itu. Haman yang merancangkan kejahatan malah mendapatkan hukuman.
• PAULUS
Paulus melakukan Puasa sebelum ia dibaptis (Kisah Para Rasul 9 : 9), Yesus
berpuasa (Matius 4 : 1 – 11; Lukas 4 : 1 – 13). Yesus melakukan puasa selama
40 hari 40 malam dan Yesus memenangkan pencobaan oleh Iblis. Kita tahu Yesus
dibawa oleh Roh Kudus ke Pdang Gurun lalu di Padang Gurun itu Yesus dicobai
oleh Iblis secara luar biasa. Yesus tidak terpengaruh sedikit pun oleh kuasa
iblis, iblis sama sekali tidak berhasil memperdayai Yesus.
• JEMAAT ABAD PERTAMA
Di dalam Kisah Para Rasul 13 : 3 memuat contoh, persekutuan pelayanan,
dan aktifitas jemaat mula-mula yang selalu menjadi teladan dalam banyak hal
bagi semua jemaat Tuhan sampai kapan pun mereka mendukung pelayanan dengan
berdoa dan berpuasa
• YOHANES CALVIN
Yohanes Calvin menjalankan Doa dan Puasa dengan sungguh-sungguh,
dampaknya hampir seluruh masyarakat Genewa menjalani kehidupan sesuai dengan
kehendak Tuhan dan diberkati Tuhan.
c. SIKAP KITA TERHADAP PUASA
Bagaimana Sikap kita ? meskipun berpuasa bukanlah suatu kewajiban bagi
kita karena Tuhan Yesus sudah melakukan untuk kita dan memenangkan semua
cobaan untuk kita. Namun, terbuka bagi orang percaya untuk melakukannya, tapi
bukan pemaksaan kehendak, namun menjadi sarana kemuliaan Tuhan dan kita lebih
mendekatkan diri pada Tuhan dan mengalami Mujizat Tuhan melalui Doa dan Puasa
yang kita lakukan dengan hati yang tulus.
a. PENGERTIAN RETREAT
Kata retreat tidak sekalipun dalam Alkitab. Arti retreat dalam bahasa
Inggris memiliki beberapa makna :
Dalam Markus 1 : 35 dikatakan (Yesus) Ia pergi berdoa pagi benar, waktu
hari masih gelap, ia bangun pagi dan keluar, Ia pergi ke tempat yang sunyi
dan berdoa disana.
Sekalipun Yesus sangat sibuk melaksanakan pekerjaan-Nya, namun Dia
mencari kesempatan untuk bisa berkomunikasi dengan Bapa sorgawi.
Arnold Toynbee, pakar sejarah berkata : hanya melalui penarikan diri
dalam individualnya untuk batas tertentu, seseorang dapat menemukan potensi
masyarakat. Albert Camus, Filsuf Eksistensialis mengatakan : untuk memahami
dunia kadang orang perlu memalingkan diri dari dunia.
Kita bisa keluar dari pergumulan kita tentang sesuatu jika kita mundur
dan keluar diri tersebut sementara waktu. Aktivitas Retreat hanya akan
bermakna kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh sebab sering menjadi rancu
lebih banyak hura-hura; dari pada merenung dan berdoa.
V. MENGAPA KITA PERLU MELAKUKAN RETREAT
Retreat diperlukan agar kita mempunyai waktu khusus dalam waktu yang
cukup lama untuk bersekutu dengan Tuhan, dan mengambil sikap dalam menghadapi
persoalan, pergumulan, dan perjuangan hidup menurut cara Tuhan. Sebab dalam
keheningan kita bisa meresapi dan menghayati maksud Tuhan dalam hidup kita.
Walaupun mungkin berat, kadang kita tidak kuat, tidak mampu, tetapi kita
boleh yakin satu hal bahwa Tangan Tuhan Yesus yang berlobang paku tidak akan
pernah kehilangan Kuasa-Nya untuk menopang dan menolong kita.
Melalui kegiatan Retreat, kita juga diajak bersyukur dengan alam semesta
yang Allah ciptakan begitu Indah untuk kita, bahwa masih ada keindahan hidup
yang Tuhan sediakan untuk kita. Tahapan demi tahapan perjuangan kita lalui
bersama kasih dan kemurahan Tuhan.
VI. YA TUHAN AJARLAH KAMI BERDOA :
Pada suatu hari murid murid meminta Yesus mengajarkan doa. Yesus
mengajarkan mereka berdoa : Bapa Kami yang di Sorga.
- Doa Bapa Kami adalah
Doa yang diajarkan Yesus. Karena itu, doa tersebut wajib diucapkan semua
orang Kristen. Inilah dasar dan alasan mengapa Doa Bapa Kami selalu diucapkan
dalam Ibadah Gereja.
- Doa Bapa Kami adalah
contoh dari bentuk Doa Syafaat yang sederhana.
- Struktur Isi Doa Bapa
Kami
- Permohonan yang
bersifat Jasmaniah ( “Berikanlah kepada kami makanan yang secukupnya” )
- Permohonan yang
bersifat Rohaniah (Ampunilah kesalahan kami … )
- Penutup – Doxology (
Karena Engkaulah yang empunya …. )
VII. MAKNA PELAJARAN UNTUK KATEKISAN
|
Komentar
Posting Komentar
Alkitab dan Logistik