Apakah Manusia Dapat Suci Kembali? (Roma 3 : 10-11)

Pada waktu kita memikirkan tentang kata baik adalah sebuah ukuran moral yang saya kira sangat akrab ditelinga kita, oleh karena itu saya juga terkejut di dalam Roma 3 : 10-11. Saya kira dengan segera rasa manusiawi kita menggugat bagaimana bisa tidak ada yang baik? Nah pada waktu Rasul Paulus mengungkapkan kalimat ini sebetulnya dia sedang mengguncang keyakinan orang2 yahudi khususnya para ahli taurat lebih spesifik lagi orang farisi dimana mereka yang selalu merasa unggul dalam moralitas, mereka juga dikenal menjadi orang yang panjang berdoa, mereka juga rajin berpuasa seminggu dua kali, dan mereka merasa paling baik serta suci. Tapi Tuhan berkata “No” tidak ada yang baik, tentu ini sangat mengejutkan, kita berpikir bagaimana mungkin dalam sepanjang sejarah ada terlalu banyak orang baik yang berkontribusi dan berkarya dalam kehidupan ini.

 

Sebelum dilanjutkan saya mau memberi gambaran atau ilustrasi sebagai berikut, contoh di suatu ruangan yang gelap gulita kira2 jam 12 malam kita nyalakan sebuah lilin, maka ruangan tersebut akan terlihat terang. Kemudian jam 12 siang diruangan terbuka kita nyalakan lilin, maka tidak terlalu terang jika lilin dinyalakan pada siang hari. Jika orang berkata terang ya dan tidak saya akan menjawab semua salah, mengapa? Lilin terang itu relative bisa ya dan tidak.

 

Lilin itu menjadi terang ditengah gelap tapi terang dia tidak bermakna dibawah terang yang sejati. Itulah manusia hidup, jadi manusia  bisa memiliki kebaikan? Ya dalam realitas hidup manusia yang tidak baik, maka dalam baik dan tidak ada tingkap moralitas maka ada manusia yang baik ditengah manusia yang tidak baik, tapi waktu Tuhan datang yang baik dan suci langsung semua tidak baik persis seperti lilin dibawah sinar matahari. Siapakah manusia bisa berkata baik? Kalau manusia bisa baik dan berusaha suci, muncul pertanyaan lalu apa yang membuat dia tidak suci? Kalau toh dia bisa suci apa sulitnya, nah saudaraku jadi pemikiran serius tidak ada yang baik. Orang yahudi di pugar semua. Nah mungkinkah orang menjadi baik? Ya bisa baik bahkan (mungkin) tapi bukan dari diri sendiri karena pada diri dia sendiri tidak baik atau tidak suci, sebab mengapa? Tuhan Yesus datang pada dunia, Allah menjadi manusia untuk mati diatas kayu salib karena tidak ada manusia yang memenuhi syarat untuk manusia yang tidak baik menjadi baik atau yang tidak suci menjadi suci

 

Kecuali Yesus Tuhan, Dia memenuhi syarat karena tidak berdosa (ingat Yusuf dan Maria) yang lahir oleh kuasa Roh Kudus lewat perawan Maria. Ini menjadi penting kita pikirkan Yesus mati menebus dosa kita mengakibatkan saya suci karena disucikan, nah karena sudah disucikan saya menjadi anak Allah bukan karena dilahirkan oleh Allah, itu sebab ketika orang bertobat oleh kemurahan Tuhan, ingat bertobat bukan inisiatif atau kekuatan diri manusia. Tapi Tuhan datang memampukan manusia, hingga merespon berdasarkan anugerah jadi berkata aku salah, dia sadar dan mengaku salah dia menjadi anak Tuhan. Tidak self oriented tapi God oriented yaitu kasih Allah, bahkan orang yang sudah mengenal Tuhan. Pohon dikenal dari buahnya maka orang yang sudah suci dikenal dari buahnya ataub perbuatannya.

 

Saya tidak bisa bilang saya suci/baik lihat hari2, tingkah laku dan nilai kehidupan karena kamu surat hidup yang dibaca orang. Akhirnya kasih karunia yang besar menyelamatkan kita menolong kita itu kasih karunia yang besar disucikan menjadi suci dimampukan menjadi baik. Kita beruntung karena Tuhan tidak memperhitungkan dosa kita amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengambilan Keputusan dan Pemanfaatan IT dalam Perusahaan

Tata Cara Puasa dalam Agama Kristen

Setting dalam MS. Outlook