Contoh Menulis Intisari Buku Non Fiksi
INTISARI BUKU NON FIKSI
Judul :
Mengajar Dengan Sukses
Pengarang : J. Mursell dan Prof.
Dr. S. Nasution, M.A.
Tebal :
130 Halaman
Terbit : Cetakan
pertama, Maret 1995
Cetakan
kedua, April 2002
Cetakan
ketiga, September 2006
Cetakan
keempat, November 2006
Penerbit :
PT. Bumi Akasara
Buku
‘Mengajar Dengan Sukses’ ini memiliki tujuh belas bagian yakni, mengajar dengan
sukses:maknanya, masalah mengajar sebagai organisasi, pengontrolan belajar
dengan penuh makna, orientasinya : titik berat khusus, Prinsip hubungan dan
organisasi pelajaran, prinsip hubungan dan penilaian cara mengajar, prinsip
fokus dan organisasi pengajaran, prinsip fokus dan penilaian pengajaran,
prinsip sosialisasi dan penilaian organisasi cara mengajar, prinsip
individualisasi dan organisasi pelajaran, prinsip individualisasi dan penilaian
cara mengajar, prinsip urutan dan organisasi pelajaran, prinsip urutan dan
penilaian cara mengajar, prinsip evaluasi dan organisasi pelajaran, prinsip
evaluasi dan penilaian cara mengajar, dan sintesis dan aplikasi prinsip-prinsip
mengajar.
Seorang
guru sudah pasti mempunyai tugas mengajar untuk murid-muridnya. Namun terkadang
seorang guru tidak memperhatikan maksud dari tujuan mengajarnya. Apakah
mengajarnya sudah sukses atau tidak. Padahal guru dikatak berhasil apabila
murid-muridnya menguasai bahan pelajaran tersebut dengan mantap dan lama
dikuasai. Selain itu mengajar yang dikatakan sukses apabila murid-murid dapat
menggunakan apa yang dipelajarinya dengan bebas serta penuh kepercayaan dalam
berbagai situasi dalam hidupnya.
Biasanya
hasil mengajar yang diperoleh anak-anak adalah dalam bentuk kata-kata yang
dihafal namun cepat hilang. Hasil belajar yang seperti ini tidak terserap baik
pada anak, dan tidak membentuk perkembangan mental anak. Guru yang mengajar
dengan cara seperti ini tidak mengajar dengan sukses.
Belajar
tidak hanya terdiri dari satu macam pola tertentu, namun memerlukan kecakapan,
pemahaman, inisiatif, dan kerativitas dari pihak guru itu sendiri. Yang
diharapkan dalam mengajar ialah anak-anak dapat memahami pelajaran secara
mendalam sehingga ia lama mengingatnya serta dapat menggunakannya dalam
hidupnya, bukan jusrtu sebaliknya. Sekarang guru-guru menghadapi situasi yang
mengandung tantangan untuk memperbaiki cara-cara mengajar yang meberi hasil
terbaik.
Masalah
lain dalam mengajar dengan sukses ialah mengorganisasi pelajaran untuk
memperoleh hasil-hasil autentik yang sungguh-sungguh, yang sejati. Bahwa
mengajar adalah mengorganisasinhal-hal berhubungan dengan bekajar dapat dilihat
pada segala macam situasi mengajar, yang baik maupun buruk.
Guru
dikatakan sebagai organisator yang baik bukan sebagai autokrat, tidak berlaku
sama dengan setiap anggota kelompok lainnya, membantu kelompok dan individu
untuk menemukan, merumuskan dan menjelaskan tujuannya, mendelegasi dan
mendistribusi tanggung jawab seluas mungkin, harus memiliki inisiatif,
mengutamakan segi-segi baik daripada buruknya, menjalankan control dan
mengkritik sendiri.
Usaha
mengubah cara mengajar yang lebih baik dengan ialah dengan menemukan metode
yang lebih baik, penyajian bahan pelajaran dengan cara memberikan
pertanyaan, tuga yang lebih baik serta menggunakan macam-macam alat peraga.
Selain itu mengadakan perubahan yang fundamental dalam hubungan antara guru dan
murid-murid dalam kegiatan-kegiatan murid.
Banyak
pelajaran di sekolah yang tidak bermakna bagi anak-anak yang tidak member hasil
yang autentik karena tidak mengandung arti bagi anak-anak itu sendiri.
Akibatnya anak-anak mengahafalnya di luar kepala tanpa memahaminya dan segera
melupakannya. Padahal pelajaran itu bermakna sejauh pelajaran itu berharga bagi
si pelajar. Belajar bermakna dalam arti pelajaran itu penting dan berarti bagi
si pelajar, dalam belajar menggunakan proses mental tinggi yang tidak hanya
membentuk asosiasi-asosiasi secara mekanis.
Belajar
bergantung pada kemauan belajar. Sikap acuh tak acuh tidak akan memberi hasil
belajar yang sungguh-sungguh. Belajar member hasil yang autentik melalui proses
penyelidikan dan penemuan, dimulai dengan hasrat untuk mencapai jawaban dari
suatu soal dan berlangsung dengan usaha eksperimental yang aneka ragam guna
memperoleh pemecahan masalah itu.
Dari
hasil belajar yang baik, ilmu yang dimiliki dapat ditransferkan ke bidang lain.
Transfer ilmu bergantung pada persamaan-persamaan unsure dan persamaan itu baru
dapat dilihat berdasarkan pemahaman. Makin dangkal pemahaman makin sedikit
transfer, begitupun sebaliknya. Mengajar dengan sukses berarti member pelajaran
sedemikian rupa sehingga terjamin adanya transfer.
Pelajaran
tidak akan berhasil bila dilakukan secara abstrak. Pelajaran harus diberikan
dalam konteks atau hubungan tertentu agar pelajaran itu bermakna atau berarti.
Yang paling penting ialah bahwa hubungan tau konteks yang baik harus
menimbulkan interaksi yang dinamis dan kuat dari murid. Untuk memperoleh
pengertian diperlukan hubungan pengalaman yang konkret, dan pengalamn konkret
serta dinamis untuk memperoleh pengertian harus sederhana tetapi banyak.
Ada
enam skala untuk menilai sejauh manakah situasi mengajar seseorang yaitu,
tingkat satu, hanya menggunakan buku pelajaran; tingkat dua, buku pelajaran
dengan bacaan tambahan bersifat akademis; tingkat tiga menggunakan sumber yang
non akademis seperti majalah, surat kabar, brosur dan sebagainya; tingkat empat
menggunakan bahan-bahan audiovisual seperti gambar-gambar, film, peta dan
sebagainya; tingkat lima, menggunakan demonstrasi dan karyawisata; tingkat
enam, menggunakan perorangan, sosial, masyarakat, di dalam amupun luar sekolah.
Pelajaran
mengandung makna dan efektif jika diorganisasi sekitar suatu fokus. Fokus
membangkitkan suatu tujuan, member kebulatan dalam pelajaran, dan fokus
mengorganisasi pelajarn sebagai proses penyelidikan dan penemuan. Fokus harus
dipahami atau dipecahkan agar dapat melaksanakan suatu usaha atau pekerjaan
dengan sukses. Agar pelajaran efektif persiapan guru seharusnya merencanakan
fokus-fokus yang memberi kebulatan pelajaran yang akan mendorong anak
memikirkan masalah atau poko-pokok tertentu.
Agar anak bisa berpikir, pelajaran itu
harus mengandung problem yang bermakna bagi anak. Motivasi bukanlah sesuatu hal
yang tersendiri melainkan suatu bertalian dengan organisasi pelajaran. Motivasi
tidak perlu dengan hukuman atau pujian, tetapi dengan pengajaran yang baik.
Keunggulan
dari buku ini ialah membahas dengan tuntas cara mengajar yang sukses, tidak
hanya dengan memberi pengajaran biasa, namun dengan banyak cara agar mengajar
itu dikatakan sukses atau berhasil. Buku ini layak dibaca bagi semua
kalangan, baik dari kalangan remaja hingga kalangan dewasa bahkan untuk
guru-guru agar mengetahui bagaimana cara mengajar yang paling efektif.
Komentar
Posting Komentar
Alkitab dan Logistik